PERINGATAN HUT KABUPATEN PUNCAK JAYA KE 22, Pdt. Dorman Wandikmbo berpesan kepada seluruh jemaat untuk memperbanyak ibadah – ibadah persekutuan
Mulia – mensyukuri hari ulang tahun Kabupaten Puncak Jaya ke 22 tahun dengan tema Aman, Mandiri dan Sejahtera mengusung sub tema Melalui HUT Kabupaten Puncak Jaya ke 22, tingkatkan pemulihan Puncak Jaya yang aman, mandiri dan Sejahtera (2 Tawarikh 7 : 14). Ibadah Syukuran Bersama dilaksanakan di Lapangan Amanah Abelom Eeruwok, Senin (8/10). Sejak pkl. 10.00 WIT, ratusan masyarakat nampak sibuk mempersiapkan bakar batu perayaan. Rangkaian acara dimulai dari hari jumat tgl 5, 6, 7 dan ditutup pada tanggal 8 Oktober 2018. Fokus kegiatan adalah seminar dan KKR Doa Pemulihan bagi Puncak Jaya.
Puncak acara HUT ini dihadiri oleh Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda,S.Sos, S.IP, MM, Wakil Bupati Deinas Geley S.Sos, M.Si didampingi Wakil Ketua PKK Ny. Depina Karoba, Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikmbo, S.Th, M.Th, Ketua Komisi B DPRD Puncak Jaya Miren Kogoya, Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Akmil Satria M. Darmawi, Kapolres Puncak Jaya AKBP Arief Purwanto S.Ik, Plt. Sekda Puncak Jaya Tumiran, S.Sos, M.AP, Ketua Klasis Gidi Mulia, Ev. Yosep Murib S.th, M.Th, Pejabat Eselon II, III dan IV serta Masyarakat Puncak Jaya.
Dalam khotbanya Presiden GIDI Indonesia Pdt. Dorman Wandikmbo, S.Th, M.Th mengatakan bahwa kita perlu merenungkan Firman Tuhan, menumbuhkan Firman Tuhan dalam hidup kita dan anak-anak kita, kita perlu menjaga hidup makan kita pasti akan tumbuh dengan bagus dengan santapan rohani, ia menambahkan bahwa orang Papua walaupun berkulit Hitam tapi berhati seputih salju, semua orang pasti berhasil asal berjalan dijalan tuhan.
Pdt. Dorman Juga berpesan untuk jangan mendengar perkataan orang-orang kafir atau berkumpul ditengah-tengah orang-orang kafir, jangan mengharapkan Gubernur, jangan mengharapkan Bupati, Jangan Mengaharapkan bantuan-bantuan tapi kita orang Papua harus bangkit dan berdiri sendiri dengan kita datang kembali ke firman Tuhan.
Disela-sela khotbahnya ia bercerita tentang Pdt. Igoba yang merupakan mantan Ketua Klasis Gidi Mulia Jaman belanda yang hingga saat ini masih awet muda padahal makanannya sehari-hari sama seperti kita, rahasianya adalah ia makan makanan tambahan dengan firman Tuhan yang membuat ia masih sehat dan berumur panjang hingga saat ini.
Dalam laporannya, Ketua Panitia perayaan HUT Kabupaten Puncak Jaya ke-22 selaku Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Puncak Jaya Tumiran, S.Sos, M.AP menyampaikan bahwa “pelaksanaan peringatan HUT Kabupaten Puncak Jaya ke 22 di fokuskan pada ibadah syukur, sebelum pelaksanaan peringatan HUT tanggal 8 Oktober yang jatuh pada hari minggu, 2 hari sebelumnya yakni tanggal 5 s/d 6 oktober telah dilaksanakan KKR oleh Klasis Gidi Mulia yang bertempat di lapangan Aula Gidi Klasis Mulia dengan Pembicara Presiden dan Wakil Presiden GIDI serta ketua wilayah”. Ungkapnya.
Dihadapan ratusan masayarakat, Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM dalam sambutannya mengatakan Tema dari perayaan HUT Puncak Jaya ke- 22 yang juga merupakan Visi dari Kabupaten Puncak Jaya yaitu Aman, Mandiri dan Sejahtera, dengan sub tema yang diambil dari 2 Tawarikh 7 : 14 “melalui HUT Kabupaten Puncak Jaya ke 22, kami tingkatkan pemulihan Puncak Jaya yang aman, mandiri dan sejahtera”, tema ini mengandung makna bahwa dalam membangun Puncak Jaya terlebih dahulu harus menciptakan rasa aman dan damai karena hanya dalam suasana yang kondusif penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat dapat terlaksana dengan baik sampai ke kampung – kampung. Tanpa adanya keamanan, pelaksanaan pembangunan mustahil tercapai. Oleh karena itu pihaknya mengharapkan dukungan dari seluruh elemen untuk mencitakan rasa aman di lingkungan masing – masing.
Lebih lanjut Yuni, mengatakan bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan masih saja ada gangguan oleh oknum tertentu. Untuk itu pada moment HUT Puncak Jaya ke 22 ia berpesan kepada seluruh masyarakat Puncak Jaya agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Yang berbeda dalam pagelaran HUT kali ini adalah pelaksanan ibadah perayaan HUT Ke 22 Kabupaten Puncak Jaya tidak hanya itu itu saja. Secara spontan Panitia mengedarkan persembahan yang sedianya akan didonasikan kepada korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi Sulawesi Tengah. Sontak hadirin dan masyarakat pun terlihat haru dan antusias menyumbangkan donasi secara suka rela dari masyarakat yang hadir pada Ibadah Syukuran HUT Kabupaten Puncak Jaya ke 22 baik umat Kristen maupun umat Islam tanpa memandang perbedaan. Terhitung telah dua kali Puncak Jaya mengirimkan bantuan kepada korban Palu, Donggala dan Sigi termasuk hari ini. Selain itu yang nampak menarik adalah pemberian kue ulang tahun yang dikemas menarik dengan 3 susun berwarna putih keemasan. Putih bermakna pemulihan dqan emas melambangkan Mulia Ibukota Puncak Jaya. “3 susun melambangkan 3 tungku yaitu pondasi adat, agama dan pemerintah dan 3 slogan yaitu “ Aman, Mandiri dan Sejahtera”. Pemotongan kue yang dipandu Kepala BPKAD, Ny. Yubelina Enumbi untuk selanjutnya diserahkan oleh Bupati Kepada Yan Enumbi sebagai perwakilan tokoh adat, Ketua Klasis GIDI Yosep Murib mewakili tokoh agama, Iskandar Tabuni mewakili pemerintah selaku anggota DPRD senior, Kapolres AKBP. Arif Purwanto dan Dandim 1714/PJ, Letkol Inf. Akmil Satria Darmawi mewakili TNI/Polri. Penyerahan kedua oleh Wakil Bupati Kepada Tokoh perempuan Mirena Enumbi, Tokoh Pemuda Matius Wonda dan Aneb Murib sebagai sesepuh penerima injil dan pemerintah pertama di Puncak Jaya.
Dalam sambutannya Bupati Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM Mengakui bahwa pihaknya belum maksimal dalam melaksanakan pembangunan karena ia menjabat sebagai Bupati baru 10 bulan, saat ini masih difokuskan untuk peningkatan disiplin pegawai dalam melayani masyarakat Mulia.
Dalam perayaan itu juga dibacakan sejarah singkat 22 tahun perjalanan Puncak Jaya yang penuh dengan suka duka dan tantangan yang tidak sedikit. Namun dalam prolog itu dapat dipetik hikmah bahwa dengan perjalanan yang sulit hanya bisa ditempuh dengan kesabaran dan kerja keras dari seluruh pihak/ stakeholder. Pembacaan oleh Kabag Tapem, Sdr. Irwan Tabuni didamping Sdri. Nira diikuti dengan hikmat seluruh masyarakat.
Penutup acara, dilaksanakan makan bersama bakar batu yang menelan anggaran 1 miliar rupiah khusus untuk bakar batu saja. Hiruk pikuk masyarakat ambil bagian dalam makan bersama yang dipandu oleh koordinator. Setiap masyarakat per wilayah duduk rapi sambil menunggu dibagikan wam (Baca: Daging Babi panggang) oleh panitia dengan tarian khas lani.