Pembangunan

BUPATI PASTIKAN DANA OTSUS SISA FOKUS UNTUK BEASISWA DAN PASIEN RUJUK

Mulia_Tersisa beberapa bulan lagi gelaran Pekan olahraga Nasional (PON)XX Papua akan digelar. Pesta olahraga bergengsi yang merupakan tonggak sejarah baru di tanah Mutiara hitam menjadi suata kebanggaan tersendiri bagi seluruh mayarakat Papua. Dengan mengangkat slogan “Kitong Bisa” panitia berharap mampu mengangkat harkat dan martabat Orang Papua agar bisa percaya diri sehingga bisa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan daerah lain yang sudah maju.

Selalu ada dua sisi dari setiap kondisi tentunya. Perhelatan PON Papua XX nan megah dengan segala persiapannya sudah menjadi konsumsi publik menelan anggaran dan sumber daya yang tidak sedikit. Didapuk menjadi tuan rumah dilain sisi suka tidak suka mengharuskan Provinsi bahkan kabupaten kota di Papua ikut terpangkas anggarannya untuk menyukseskan proyek ambisius itu.

Dana Otsus Papua yang selama ini ditransfer kedaerah menjadi tulang punggung bagi beberapa kabupaten yang minim PAD bergantung pada aliran dana itu guna membiayai belanja strategis yang muaranya untuk pemberdayaan dan keberpihakan Orang Asli Papua (OAP). Akibatnya beberapa daerah harus putar otak untuk melakukan penyesuaian anggaran pendapatan dan belanja. Hal ini juga menjadi shock terapi sekaligus stimulus untuk kabupaten lebih kreatif dan serius mencari sumber pendapatan daerah mandiri.

Meski telah disebarluaskan dan menjadi pengetahuan umum, namun masih saja ada segelintir oknum yang belum memahami atau bahkan belum menerima kenyataan tersebut.

Bupati Yuni Wonda belum lama ini, ikut dipusingkan dengan beberapa oknum yang masih terus bertanya kepadanya terkait hak yang biasanya diterima menjadi berkurang bahkan menjadi tidak ada. Dirinya sebagai Kepala daerah sangat menyayangkan bahwa rendahnya pemahaman masyarakat dan jajarannya yang kurang proaktif untuk mensosialisasikan ke seluruh keluarga dan masyarakat terkait berkurangnya Dana Otsus kedaerah.

“Program dan kegiatan tahun 2020 tidak akan sama dengan tahun – tahun sebelumnya. Masalahnya adalah kegiatan kecil yang biasa kita programkan didalam APBD terutama sekali untuk melayani dan memprioritaskan kepada Orang Asli Papua adalah sumber dana dsri Otsus Papua. Namun sesuai Perintah Bapak Gubernur Papua bahwa Otsus difokuskan untuk pagelaran PON XX Papua.” Jelas Bupati.

Kurangnya pemahaman itu bukan hanya terjadi di ranah pemikiran segelintir masyarakatnya. Dirinya juga menyebutkan masih ada oknum Kepala OPD yang masih masa bodoh dan malas untuk menjelaskan itu kepada masyarakat yang bertanya. “Masalah pemangkasan dana otsus harus habis di Kepala Distrik, lurah dan kepala opd, mereka harus bisa menjelaskan karena mereka adalah abdi negara. Semua diserahkan ke Bupati dan kita harus jelaskan berulang-ulang” Ungkap Bupati Yuni.

Dijelaskan lebih jauh oleh Yuni Wonda yang juga merupakan anak asli Puncak Jaya bahwa, memang masih ada transfer ke daerah sumber Otsus namun diprioritaskan untuk membiayai sektor dasar yaitu pendidikan dengan mengucurkan beasiswa kepada Mahasiswa/i asli Papua dan Puncak jaya di kota studi. Karena pendidikan yang sedang ditempuh sedang berjalan dan tidak mungkin putus kuliah karena persoalan apapun. Demikian juga sekor kesehatan, Bupati Yuni Wonda bersama Wakil Bupati Deinas Geley memprioritaskan pada pembiayaan pasien gawat darurat yang harus dirujuk ke Rumah Sakit kota untuk penanganan yang lebih intensif.

Kendati demikian, dirinya bersyukur bahwa meski tidak ikut langsung memeriahkan PON XX dirinya mengakui bangga karena komoditas lokal yaitu Kopi Mulia menjadi Brand sponsor PON XX Papua nanti. Efek ini tentu dapat menjadi peluang emas memperkenalkan keunggulan daerah ke publik nasional.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button