KamtibnasKesehatan

KADINKES : TUNJANGAN DOKTER PUNCAK JAYA SUDAH IDEAL, PUNCAK JAYA AMAN TIDAK ADA ALASAN MENGUNGSI

Mulia_Menanggapi berita yang di muat di media Aceh.Tribunnews.com tanggal (30/9) dimana salah seorang dokter atas nama dokter Fakhri Ibni (34) yang bertugas di puskesmas Jigonikme menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki uang atau gaji dari tempat dia bekerja guna membawa pulang kedua anak bersama istrinya ke kampung halaman dengan alasan kondisi keamanan yang tidak menentu. Respon dari Kepala Dinas Kesehatan selaku pimpinan jajarannya disampaikan bahwa “Kalau apa yang sampaikan oleh Dokter Fakhri tersebut tidaklah benar, selama ini Pemda selalu memberikan hak-haknya bahkan sampai triwulan terakhir sudah diterima termasuk paramedis dan tenaga dokter” tegas Eliatas.

Dalam wawancara ekslusif, Kepala Dinas Kesehatan Eliatas Telenggen, yang juga baru dilantik, mengatakan bahwa “Pemda Puncak Jaya telah mempersiapkan fasilitas tenaga medis menyangkut tempat tinggal dokter, fasilitas kerja serta hak – hak dokter. Jadi apa yang disampaikan oleh dokter Fakhri Ibni tersebut tidak benar. Kondisi keamanan di puncak jaya sekarang dalam keadaan kondusif dan pelayanan kesehatan pun berjalan baik sehingga kami sangat prihatin sekali melihat berita tersebut dikeluarkan, meskipun yang bersangkutan tidak melaksanakan tugas ke Distrik Jigonikme, tunjangannya tetap dibayarkan. Jadi tidak ada alasan mengungsi sampai bawa keluarga semua pulang kampung” Jelasnya (14/10).

Dirinya juga menyesalkan tindakan oknum dokter tersebut dinilai mencederai nama dokter lain disaat petugas kesehatan lain masih melaksanakan tugas siang dan malam. Selain itu yang bersangkutan juga meninggalkan tempat tugas tanpa ijin pejabat berwenang sangat tidak patut dicontoh.

Menyangkut besaran penghasilan dokter Eliatas Telenggen menambahkan bahwa “Gaji selalu dibayarkan tepat waktu tidak pernah terlambat, itu tergantung golongan masa kerja, namun ada juga tunjangan lain sebagai tambahan penghasilan sesuai profesi yaitu Tunjangan beban kerja sebesar Rp.15 juta/bulan sehingga menjadi Rp. 42.750.000/Triwulan setelah potong pph. Di samping itu masih ada tunjangan lain Jadi saya rasa sudah ideal dan ditetapkan menurut standar kemahalan di Puncak Jaya. Jadi tidak elok jika yang bersangkutan mengungkapkan hal tersebut ke media publik yang secara implisit menyudutkan kami yang sampai detik ini masih bekerja di Puncak Jaya”, ucap Kadin kesehatan.

Pihaknya sangat menyesalkan berita tersebut seolah-olah membuat Puncak Jaya dalam keadaan darurat dan tidak ada pelayanan publik seperti daerah lain.

Guna membuktikan hal tersebut wakapolres Puncak Jaya Kompol Mulia Kuswicaksono, S.IK. mengaskan bahwa “Situasi kamtibmas wilayah hukum Puncak Jaya sampai saat ini masih aman dan kondusif dan itu kita bisa dilihat dengan proses pengangkutan barang dan jasa (lajuran) dari wamena-Mulia berjalan lancar sehingga menanggapi isu tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya”, ucap Kompol Mulia.

Kompol M. Kuswicaksono, S.IK menambahkan personil Polres Puncak Jaya melakukan patroli cipta kondusif keamanan kota mulia dan sekitarnya melalui patroli idialogis, patroli sambang dan itu dilaksanakan secara terus menerus.

“Imbauan kepada seluruh masyarakat Puncak Jaya untuk tidak mudah terprovokasi, percayakan keamanan sepenuhnya kepada TNI/ Polri. Aktifitas masyarakat berjalan lancar, sekolah tidak diliburkan, perekonomian berjalan lancar dan itu menjadi indikator bahwa situasi kamtibmas di wilayah Puncak Jaya masih aman”, tambah Kuswicaksono.

Terkait berita miring tersebut, Dinas Kesehatan akan memanggil dokter yang bersangkutan guna diberikan sanksi kepada bersangkutan sepulang dari Aceh.”Kami sudah hubungi yang bersangkutan dan diminta menemuinya untuk di mintai penjelasan alasan dokter Fakhri meninggalkan tugasnya.” Tegasnya.

“saya meminta kepada dokter Fakhri Ibni untuk menemui di ruangan saya nantinya guna di mintai alasannya kenapa berita tersebut dikeluarkan di media Aceh Tribunnews.com agar tidak ada kesalahpahaman di antara tenaga medis serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Berita ini harus diklarifikasi agar semua orang tahu bahwa Puncak Jaya pelayanan kesehatan masih jalan”, tegas Eliatas.

Terkait situasi di Puncak Jaya sudah di sampaikan oleh Wakil Bupati Puncak Jaya Deinas Geley, S.Sos, M.Si kepada seluruh para pedagang kios, toko, dan ojek warga nusantara se – kota Mulia (Baca: https://puncakjayakab.go.id/wabup-deinas-oap-dan-warga-nusantara-harus-bersatu-seperti-seikat-sapu-lidi-jaga-mulia-tetap-damai/)  dalam memberikan arahan cegah tangkal hoax yang beredar bertempat di Lapangan Gor PBSI Pruleme pada tanggal (30/09/2019). Dalam arahannya mengapresiasi masyarakat Puncak Jaya yang berkolaborasi dengan Pemda serta TNI/Polri bersama-sama bertekad untuk membangun Puncak Jaya. Pihaknya juga mengimbau untuk tidak terpancing untuk panik dan mengungsi ke kota seperti timika dan jayapura.

“Saya yakin jika mental para masyarakat yang ada disini lemah pasti dengan adanya kerusuhan yang terjadi pasti masyarakat akan mengungsi ke daerahnya masing-masing, disinilah kita diuji tentang kebersamaan masyarakat bergandeng tangan dengan pemerintah daerah yang bersama-sama membangun. Maka dari itu kebersamaan adalah hal yang paling penting sekali kita jaga dalam NKRI, memang benar kerusuhan terjadi di beberapa wilayah lain tetapi disini kita harus menjadi satu, Kita menolak HOAX-HOAX yang tidak bertanggungjawab datang mengganggu di Kabupaten Puncak Jaya ini terutama yang disebar lewat Medsos” ungkap Wabup Deinas.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button