PERBAIKAN JALUR UTAMA WAMENA – MULIA JADI CATATAN PEMKAB PUNCAK JAYA
Mulia – Menyikapi aspirasi dari supir lajuran yang mengeluh kepada pemda perihal kerusakan jalan, Sekda Puncak Jaya, Yunni Wonda, S.Sos, S.IP, MM dalam Tatap Muka Pemda bersama Supir Lajuran Wamena, Rabu (28/8) bertempat di Ruang Unit Kerja Pembangunan (UKP) Kantor Bupati Puncak Jaya.
Hadir dalam rapat tersebut Asisten III Bidang Administrasi Perekonomian, Drs. Hendrik Bilanglabi, Staf Ahli bidang Pemerintahan, Matius Kiwo, Staf Ahli Bid. Kemasyarakatan, Drs. Yan Seleng, Staf Ahli Bid. Ekubang, Drs. Barnabas Yoteni, Sekdin Perhubungan, David Telenggen, S.IP, Staf Dinas PU, Kadin Perindagkop, Keni Wonda, S.Sos, Koordinator Supir Lajuran dan Para Kepala Distrik dilingkungan Pemda Puncak Jaya.
Dalam rapat tersebut supir lajuran mengeluhkan permasalahan Kerusakan Jalan di beberapa titik yakni, Kebun Anggur, gurage, dan di Distrik Nume. Hal ini menjadi potensi pungutan liar yang dilakukan oleh oknum tertentu untuk memanfatkan jalan rusak meminta pungutan kepada setiap supir yang melintas dengan alasan uang tenaga memperbaiki jalan. Kedua mereka mengeluhkan rencana kenaikan BBM yang tentunya sangat berpengaruh dalam operasional transportasi nantinya yang diusulkan naik dari Rp. 9.000/ Kg menjadi Rp. 11.000/ Kg. Persoalan keamanan dan ketertiban pun diangkat yang menjadi persoalan yang dihadapi lajuran selama ini
Keluhan tersebut dijawab oleh Sekda untuk menaikkan harga standar lajuran harus punya dasar yakni keputusan resmi dari pemerintah pusat bukan asal menaikkan harga hanya dari wacana semata. Adapun Kerusakan jalan, Sekda langsung memerintahkan Dinas PU untuk menggerakkan alat di beberapa titik seperti di Nioga dan kalome untuk segera memperbaiki jalan yang rusak.
Ditegaskan pula oleh Sekda Puncak Jaya bahwa Pemda juga sudah melakukan banyak hal dari perbaikan jalan lintas kabupaten, bahkan membantu baik penerbangan memulangkan jenazah, uang tunai setiap korban sipil supir yang meninggal dunia. ” Supir juga harus memberi kontribusi untuk kabupaten ini, dari tahun 2010 kami tahan retribusi masuk kabupaten karena alasan keamanan, Bupati juga sudah pilih anak daerah yang notabene Kepala Suku setempat menjadi Kepala Distrik, terbukti beberapa distrik sudah aman seperti distrik Puncak Senyum dan distrik Ilu” tambah sekda.
Permasalahan Kemanan pun ditanggapi oleh Para Kepala Distrik yang langsung memberikan jaminan untuk siap turun ke jalan bersama masyarakat mengamankan kelancaran dan menghidari Pungli oleh oknum tertentu disambut tepuk tangan peserta rapat.
Mewakili Kepala Dinas Perhubungan, Sekdin Perhubungan, David Telenggen menambahkan “Penentuan harga trayek yang menentukan dari wamena, bayar pajak dan retribusi juga dari Dishub Jayawijaya bukan Pemda Puncak Jaya yang atur” Tegasnya. Dalam waktu dekat Dinas perhubungan selaku instansi teknis pemungut akan mengevaluasi dan mendata para supir lajuran untuk dibuatkan Registrasi supir guna ditetapkan ijin trayek masuk yang sangat berguna bagi potensi PAD Kabupaten.
Saat di temui Ketua Lajuran Estrada, Piter Tandirerung ditemani Koordinator Truk Lajuran, Hasyim saat di Tanya seputar aktifitas sopir lajuran dalam mengangkut bahan sembako ke Kota Mulia di jelaskan bahwa saat ini sopir lajuran tetap melayani dalam sebulan satu kali dan merasa puas dengan hasil rapat bersama pemda.
Saat di Tanya seputar harga barang yang di angkut ke Mulia di katakan bahwa saat ini harga barang adalah Rp.9.000 per kilo dan kendaraan yang saat ini beroperasi di Kota Mulia adalah 44 Buah namun di tambahkan jika keamanan yang terjamin serta kondisi jalan raya yang mendukung bisa lebih dari 44 buah kendaraan roda 4 yang melayani di Puncak jaya.
Piter Juga atas nama semua sopir lajuran menyampaikan rasa terima kasih kepada Bupati Puncak jaya beserta semua pihak pemerintah atas perhatiannya dalam menyelesaikan setiap kecelakaan yang menimpa sopir lajuran dan mengembalikan ke Daerahnya.