VISI DAN MISI

PENUTUPAN KONFERENSI PENDIDIKAN GEREJA INJILI DI INDONESIA (GIDI) KE – II, Pdt. BASTIAN AJAK JEMAAT BERIKAN KORBAN PERSEMBAHAN TERBAIK BAGI TUHAN.

MULIA – Gema senandung puji – pujian Yesus Nore Kore memenuhi lapangan GIDI Emaus Mulia dimana digelar Ibadah Penutupan Konferensi Pendidikan GIDI ke – II diikuti 27 Sekolah Alkitab dari 8 Wilayah GIDI Indonesia. Minggu (30/6)
Dibuka resmi tanggal 26 dan berakhir tanggal 30 Juni 2019 diikuti oleh seluruh pengurus GIDI Wilayah Yamo, hamba – hamba Tuhan, para utusan yang berasal dari kepala sekolah Alkitab yang tersebar di 27 Wilayah GIDI serta seluruh jemaat GIDI Wilayah Yamo. Kegiatan ini juga melibatkan unsur Pemerintah Daerah yang juga terlibat dalam kepanitiaan. Hadir dalam Ibadah tersebut Bupati Puncak Jaya Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM., Wakil Bupati Puncak Jaya Deinas Geley, S.Sos, M.Si., Ketua Klasis GIDI Mulia Pdt. Yosep Murib dan seluruh jemaat.
Maksud dilaksanakan konferensi ini untuk melakukan penyesuaian kurikulum teologia GIDI yang diterapkan oleh Sekolah Alkitab agar selarasa antara sekolah dan sesuai dengan visi / misi dan arah pembinaan jemaat GIDI.
Kegiatan ini sendiri terhitung yang kedua kali semenjak terakhir dihelat di Sentani dan terpilihnya kota Mulia sebagai tuan rumah konferensi GIDI berskala Nasional disambut meriah oleh jemaat sekota Mulia. Kegiatan yang lebih dikenal dengan reat – reat guru Sekolah Alkitab oleh Sekjen GIDI Pdt. Gandius Enumbi, S.Th mengatakan bahwa “Kegiatan ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali selama kurikulum berjalan masih diterapkan sampai dikehendaki perubahan baik secara keseluruhan maupun sebagian.” Tuturnya. Selanjutnya konferensi pendidikan GIDI III rencanannya akan dilaksanakan di Mamit pada bulan Juni 2022 nanti.
Mengawali Ibadah, pemimpin puji – pujian Yowenus Wenda dari badan pengurus harian GIDI mengajak seluruh jemaat yang hadir menaikan Pujian kepada Tuhan. Hal menarik dalam Ibadah tersebut adalah penampilan persembahan Pujian pemuda – pemudi jemaat Galilea menyanyikan lagu yang menyisahkan perjuangan para gembala yang tak kenal lelah membimbing menuju kejalan yang benar dibawakan dalam bahasa Ibu (Lani) sontak membuat suasana menjadi haru biru.
Pdt. Bastian Ondi, M.Th selaku ketua departemen pendidikan badan pengurus pusat GIDI, mengatakan dalam Khotbahnya mengajak seluruh jemaat yang hadir henti sejenak mengevaluasi pencapaian diri kita hari ini karena siapa dan apa. Banyak pengaruh yang berasal dari luar seperti iklan dan pengaruh orang sehingga karakter jemaat terbentuk sampai hari ini. “Dalam Kitab Ibrani (11 : 1 – 40) dijeskan hanya 16 orang yang terdaftar dalam Ibrani yang dibentuk oleh Tuhan menjadi orang – orang benar. Salah seorang diantaranya adalah Habel yang memberikan persembahan terbaik, Kain juga saudaranya memberikan persembahan tebaik namun hanya 1 yang diterima oleh Tuhan. Korban kain ditolak karena tidak sesuai dengan pola yang dikehendaki Tuhan.” Ungkap Pdt. Bastian
Pengajaran yang diberikan Tuhan, Bastian Ondi menegaskan bahwa dalam kehidupan jemaat kita biasa memberi korban tetapi agar bisa berkenan harus memberikan korban persembahan terbaik sesuai dengan tipologi Tuhan. “Bagaimana Tuhan akan memberkatimu tapi kehidupanmu jauh dari injil. Maka hiduplah persis sesuai kehendaknya sebagaimana dalam firman Tuhan, niscaya Tuhan akan rubah hidupnya. “jelasnya.
Dalam sambutan Pdt. Yosep Murib, M.Th mengungkapkan “kita patut naikakan puji syukur kepada Tuhan Yesus kerena ada dua agenda besar berdekatan salah satunya hari ini teah dituntaskan dengan baik dan esok kita harus siap menyongsong konferensi wilaya GIDI ke III dalam rangka pemilihan Ketua Wilaya GIDI Yamo.” Pesanya
David Silak, S.Th sebagai ketua Yayasan Pelayanan Injil Indonesia (Yapelin) menyampaikan bahwa momen ini juga sebagai momen evaluasi pengajaran ijil, terpilihnya Mulia karena awal penginjilan awalnya juga salah satuanya dimulai dari Mulia yang berkembang. Pihaknya juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya konferensi ini.
Melalui kesempatan itu juga pihaknya akan menyarahkan salinan sertifikat tanah gereja mulai dari Rumah sakit Imanuel, Aula GIDI sampai sekolah alkitab Imanuel Mulia serta pemerinta daerah sebagai pegangan hukum. “konsekuensi hukum dari masyarakat umum yang menempati tanah gereja akan diberikan dua pilihan yakni keluar dari tanah itu atau bersepakat dengan gereja dengan kopnsekuensi tertentu oleh gereja, karena tanah ini sudah bersertifikat.”Jelas David.
Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM dalam sambutanya mengatakan bahwa “ 50 tahun lalu Puncak Jaya sangat jauh dari peradaban dan kemajuan, orang takut ke Mulia. Tapi sekarang semua kemajuan dan pembangunan dinikmati semua ini karena injil. Sejarah penginjilan ke beberapa wilayah yakni Yahukimo, Tolikara, dan seterusnya semua berasal dari sekolah Alkitab Wilayah Yamo. Saya sebagai warga GIDI dari wilayah Yamo” Ujar Bupati Yuni.
Bupati juga mengajak kepada seluruh warga negara yang berada di Puncak Jaya untuk tunduk dan taat kepada Firman Tuhan. Dalam bidang pendidikan pihaknya telah membangun PAUD di kompleks sekolah Alkitab. Kedepan selaku Pemerintah Daerah merencanakan akan membangun fasilitas sekolah SD dan SMU karena saat ini Sekolah Alkitab telah dinaikan status menjadi SMP/SLTP sederajat. “Sertifikat tanah sudah sah, jadi seluruh warga GIDI atau masyarakat umum jangan lagi klaim atas nama apapun.” tegas Bupati
Pasca sidang GIDI di Bokondini total saat ini sudah 12 Klasis dari jumlah 8 Klasis yang lama. Oleh karenanya Bupati bertanya kepada seluruh warga generasi muda GIDI “Puncak mau maju atau mundur, semua generasi muda harus berhenti dari judi togel, sabung ayam dll. Ini ajaran dari mana, saya sudah melarang keras. Kita sudah peringati bahkan bandarnya sudah kita proses tetapi masih saja ada yang ikut disitu.” tegas Bupati
Dalam kesempatan itu Bupati atas nama Pemerintah Daerah menyumbangkan Rp. 200 juta guna dialokasikan untuk pelayanan pendidikan injil disambut tepukan meriah.

Related Articles

Leave a Reply

Back to top button